Minggu, 01 Desember 2013

Tugas Softskill 3

TUGAS Softskill 3: Bahasa Indonesia


1. Alinea

  • -          Pengertian Alinea

Alinea adalah satu kesatuan pikiran, satu kesatuan yang lebih tinggi dari sebuah kalimat .
Alinea merupakan himpunan yang saling berkaitan untuk membuat sebuah gagasan dari sang penulis. Dari pembentukan sebuah alinea harus mempunyai tujuan dimana sang penulis harus menceritakan idenya kedalam suatu cerita dan menegaskan perhatian secara wajar diakhir kalimat.
  • -          Macam-macam Alinea

Setelah pada blog sebelumnya saya menjelaskan tentang Penjelasan Alinea, sekarang saya akan menjelaskan tentang macam-macam dari alinea tersebut.

Macam-macam alinea itu ada tiga yaitu :

1. Alinea Pembuka
Alinea pembuka merupakan bagian dari sebuah wacana atau karangan yang paling pertama kita temui. oleh karena situ, sebaiknya alinea pembuka itu disusun secara menarik agar memunculkan rasa ingin tahu kepada para pembaca. Dalam alinea pembuka sangat diharapkan dapat membimbing para pembaca untuk memasuki suatu jalan cerita atau isi dari wacana atau dengan kata lain alinea pembuka ini menyiapkan para pembaca untuk memasuki alinea isi. Rumusan alinea pembuka yang baik akan menjadi pedoman untuk pengembangan karangan menuju tingkat selanjutnya. Dengan pedoman itu maka akan tercapainya suatu kepaduan pada dalam sebuah wacana atau karangan.

2. Alinea Isi
Alinea isi merupakan suatu ide pokok beserta pengembangannya dalam sebuah wacana atau karangan. Oleh karena itu, alinea isi merupakan bagian yang esensial dalam suatu wacana atau karangan. Maksudnya adalah alinea isi menjelaskan dengan cara menguraikan bagian-bagian ide pokok tersebut. Dalam menjelaskannya harus disusun dengan berurutan dan sesuai dengan asas-asas penalaran yang masuk akal atau logis.

3. Alinea Penutup
Alinea penutup merupakan alinea-alinea yang mengakhiri atau menutup suatu wacana atau karangan. Alinea ini merupakan kebulatan dari masalah-masalah yang dikemukakan pada bagian wacana atau karanan sebelumnya. Selain itu alinea penutup juga harus mengandung kesimpulan yang benar-benar mengakhiri uraian wacana atau karangan tersebut. Karena bertugas untuk mengakhiri suatu wacana, maka alinea penutup yang baik ialah yang tidak terlalu panjang, tetapi juga tidak terlalu pendek. Akan tetapi, alinea penutup harus menimbulkan kesan tersendiri bagi para pembaca.

3 bagian tersebut sangatlah penting untuk membuat pembaca agar tertarik membaca hingga sampai pada bagian akhir. Karena jika bagiannya saja tidak sesuai pastinya pembaca akan menjadi kurang tertarik untuk membaca.

  • -          Syarat-Syarat Pembentukan Alinea


Adapun syarat - syarat dari alinea yaitu :

1.    Kesatuan, maksudnya semua kalimat yang membina alinea itu secara bersama-sama menyatakan satu hal suatu hal tertentu.
2.    Koherensi, (kekompakan hubungan antara sebuah kalimat dengan kalimat yang lain yang membentuk alinea itu).
3.    Perkembangan alinea, (perkembangan alinea adalah penyusunan/ perician daripada gagasan-gagasan yang membina alinea-alinea itu)
4.    Efektif, dengan penggunaan kalimat yang efektif, maka ide akan disampaikan secara tepat.

  • -           Macam dan Cara Menempatkan Kalimat Topik


Ada empat jenis kesalahan yang sering ditemukan dalam merumuskan kalimat topik. Pertama, rumusan kalimat topik yang berupa pernyataan topik atau masalah yang akan dibicarakan. Pertama, Rumusan itu berujud pengumuman tentang masalah yang dibahas dalam paragraf. Contoh rumusan ini tampak seperti di bawah ini.
(1) Di bawah ini dibahas penyebab demoralisasi.
(2) Pada bagian ini akan dibicarakan gelombang kriminal di lota besar.
(3) Generasi bayi tabung merupakan pokok masalah yang akan disajikan pada bagian ini.
(4) Bagian ini menguraikan masalah debirokratisasi di negara-negara berkembang.
Contoh-contoh kalimat di atas merupakan contoh yang berupa pernyataan topik. Kalimat topik semacam itu hendaknya diubah dengan memberi pembatas yang sesuai. Kalimat topik yang demikian tidak banyak membantu dalam memilih kalimat penjelas.

Kedua, kalimat topik terlalu luas.Kalimat topik yang luas itu sangat cocok sebagai rumusan tesis sebuah karangan. Rumusan kalimat topik paragraf yang terlalu luas akan mempersulit dalam mempertahankan keutuhan paragraf. Selain itu, kalimat topik yang demikian itu juga mempersulit dalam mencari ide penjelasnya, karena memerlukan penjelas yang tidak sedikit. Contoh rumusan kalimat topik yang terlalu luas itu dapat dilihat di bawah ini.
(1) Kriminal merupakan masalah utama di kota besar.
(2) Generasi bayi tabung mampu mengubah sejarah kemanusiaan.
(3) Orang tuaku berpengaruh besar dalam seluruh kehidupanku.
(4) Pembaharuan politik Indonesia yang dilakukan pemerintah tidak disetujui DPR.
Rumusan kalimat topik seperti di atas terlalu luas bila untuk menulis paragraf. Rumusan kalimat itu sangat cocok untuk menulis karangan besar, misalnya buku atau artikel. Oleh sebab itu, kalimat topik yang demikian itu hendaknya dihindari dalam paragraf.

Ketiga, rumusan kalimat topik terlalu sempit. Kalimat topik yang terlalu sempit tidak memberi kesempatan untuk memberi ruang gerak dalam memilih ide penjelas. Akibatnya, tidak ada ide penjelas yang dapat mendukung ide pokoknya. Kalimat topik itu akan berdiri sendiri tanpa kalimat pendukung. Kalimat topik yang demikian itu sering dikatakan berakhir dengan kematian. Artinya, kalimat topik itu sudah tidak mungkin diterangkan lagi. Rumusan kalimat topik yang sempit itu seperti contoh di bawah ini.
(1) Orang tuaku hanya mempunyai seorang anak.
(2) Baju yang kupakai merah muda.
(3) Kucingku berwarna hitam.
(4) Aku kemarin membaca buku Sejarah Indonesia.
Rumusan kalimat topik yang demikian itu termasuk rumusan yang terlalu sempit. Kalimat topik yang demikian itu terlalu khusus, sehingga tidak ada penjelas yang perlu menjelaskannya. Oleh sebab itu, kalimat topik yang demikian itu harus dihindari, agar paragraf tidak berakhir dengan kematian penjelas.

Keempat, rumusan kalimat topik kabur. Rumusan yang kabur dapat menimbulkan bermacam-macam tafsiran makna. Rumusan kalimat topik yang kabur biasanya menampilkan dua hal atau lebih yang bertentangan (kontroversial). Karena bertentangan itulah rumusan itu dapat menimbulkan berbagai masalah. Contoh rumusan yang demikian itu dapat diperiksa di bawah ini.
(1) Bayi tabung mempunyai banyak keuntungan, tetapi dapat mendatangkan banyak masalah.
(2) Orang tuaku sering membantu dalam memecahkan masalah studiku, meskipun aku tak mengharapkannya.
(3) Pencurian sepeda motor merupakan tantangan polisi, tetapi polisi banyak memperoleh keuntungan.
Rumusan kalimat topik di atas kabur. Dalam kalimat itu terdapat dua hal yang bertentangan, sehingga tidak memperlihatkan adanya fokus pembicaraan. Sebaliknya, pertentangan itu tidak dirumuskan dalam kalimat topik.

Sumber :
http://mziadilmi.blogspot.com/2013/01/pengertianstrukturtujuanmacam.html
http://yusuf182.wordpress.com/2010/09/04/18/


2. Perkembangan Alinea

  • -          Pengembangan Alinea


a.         Metode Definisi
Yang dimaksud dengan definisi adalah usaha penulis untuk menerangkan pengertian/konsepistilah tertentu. Untuk dapat merumuskan definisi yang jelas, penulis hendaknya memperhatikan klasifikasi konsep dan penentuan cirri khas konsep tersebut. Satu hal yang perlu diingat dalam membuat definisi, kita tidak boleh mengulang kata atau istilah yang kita definisikan di dalam teks definisi itu.

b.         Metode Proses
Sebuah paragraf dikatakan memakai metode proses apabila isi alinea menguraikan suatu proses. Proses ini merupakan suatu urutan tindakan atau perbuatan untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu. Bila urutan atau tahap – tahap kejadian berlangsung dalam waktu yang berbeda, penulis harus menyusunnya secara runtut (kronologis). Banyak sekali peristiwa atau kejadian yang prosesnya berbeda satu sama lainnya. Proses kerja suatu mesin , misalnya, tentu berbeda sangat jauh dengan proses peristiwa sejarah.

c.         Metode Contoh
     Dalam karangan ilmiah, contoh dan ilustrsi selalu ditampilkan. Contoh-contoh terurai, lebih-lebih yang memerlukan penjelasan rinci tentu harus disusun berbentuk paragraf.

d.         Metode Sebab-Akibat
Metode sebab-akibat atau akibat-sebab (kausalitas) dipakai untuk menerangkan suatu kejadian dan akibat yang ditimbulkannya, atau sebaliknya. Factor yang terpenting dalam metode kausalitas ini adalah kejelasan dan kelogisan. Artinya, hubungan kejadian dan penyebabnya harus terungkap jelas dan informasinya sesuai dengan jalan pikiran manusia. Metode kausalitas atau sebab-akibat umumnya tampil di tengah karangan yang berisi pembahasan atau analisis. Sifat paragrafnya argumentative murni atau dikombinasikan dengan deskriptif ata eksposisi.

e.         Metode Perbandingan
Kalimat topik berisi perbandingan dua hal, misalnya yang bersifat abstrak dengan yang bersifat kongkret. Kalimat topik tersebut dikembangkan dengan memperinci perbandingan tersebut dalam bentuk yang lebih detail.

f.          Metode Klasifikasi:
Cara klasifikasi biasanya dilakukan dengan penyajian gagasan pokok/utama kemudian diikuti dengan gagasan penjelas secara rinci. Gagasan penjelas merupakan kalsifikasi dari gagasan utamanya. Misalnya, gagasan utama A, memiliki gagasan penjelas yang dapat diklasifikasikan menjadi X dan Z.

g.         Metode Pembanding/Kontras
     Kalimat topik berisi perbandingan dua hal, misalnya yang bersifat abstrak dengan yang bersifat kongkret. Kalimat topik tersebut dikembangkan dengan memperinci perbandingan tersebut dalam bentuk yang lebih detail.

Sumber :


3. Artikel dan Ide Pokok

  • -          Artikel :


  • -          Ide Pokok :

1. Sewaktu masih kecil, aku sering merasa dijadikan pembantu olehnya
2. Karena aku juga akan menjadi seorang istri dari suamiku, ibu dari anak-anakku yang tidak akan pernah lepas dari semua pekerjaan masa kecilku dulu.
3. Yang penting aku senang ia menungguiku sampai bel berbunyi.
4. Saat aku menjadi orang dewasa, aku meninggalkannya karena tuntutan rumah tangga.
5. Di usiaku yang menanjak remaja, aku sering merasa malu berjalan bersamanya.
6. Padahal juga aku tahu, ia yang dengan penuh kesabaran, kelembutan dan kasih sayang mengajariku berjalan. Ia mengangkat tubuhku ketika aku terjatuh, membasuh luka di kaki dan mendekapku erat-erat saat aku menangis.
7. Aku semakin merasa jauh berbeda dengannya.
8. Tanpamu Ibu, aku tak akan pernah menjadi aku yang sekarang.
9. Saat itulah aku menyadari, ia juga yang pertama kali memberikan kecupan hangatnya ketika aku terlahir ke dunia ini.
10. Sungguh, kini setelah aku mempunyai anak, aku baru tahu bahwa segala kiriman uangku setiap bulannya tak lebih berarti dibanding kehadiranku untukmu.