Selasa, 10 Juni 2014

Timbangan Buku Dan Resensi

Tugas 7 : Bahasa Indonesia 2

-         Pengertian Timbangan Buku

Tulisan yang menyajikan sejumlah informasi tentang sebuah buku yang ditinjau dan dinilai secara isi sebuah buku.

-         Pengertian Resensi

Resensi berasal dari bahasa latin ‘recensere’ artinya melihat kembali, menimbang, atau menilai. Punya maksud atau makna sejajar dengan review dalam bahasa Inggris (Slamet Soewandi, 1977). Sedangkan menurut buku “Kamus Istilah Sastra” yang ditulis oleh Panuti Sudjiman (1984) dijelaskan bahwa resensi berarti hasil pembahasan dan penilaian yang pendek tentang suatu karya tulis. Jadi, arti resensi mengacu kepada mengulas sebuah buku. Konteks ini memberi arti penilaian, mengungkap secara sekilas, membahas, atau mengkritik buku.

-         Timbangan Buku - Terorisme

Timbangan Buku
Intoleransi adalah Titik Awal Terorisme

Judul Buku      : Dari Radikalisme Menuju Terorisme : Studi Relasi dan Transformasi Organisasi Islam radikal di Jawa Tengah dan DI Yogyakarta.
Penyusun         : Tim SETARA Institute
Editor              : Ismail Hasani & Bonar Tigor Naipospos
Penerbit           : Pustaka Masyarakat Setara
Edisi                : Februari 2012
Tebal Buku      : vi + 328 halaman

Buku-buku tentang terorisme sudah banyak yang diterbitkan. Berbagai analisis dikemukakan dalam buku-buku yang sudah diterbitkan. Namun buku yang satu ini mempunyai sisi menarik, karena merupakan hasil penelitian yang dilakukan di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta.  Penelitian yang mengambil fokus tentang Organisasi Islam Radikal di Jawa Tengah dan DI Yogyakarta dilakukan dengan mengkombinasikan dua pendekatan, kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan kuantitatif dengan metoda survai dilakukan di dua wilayah dengan 1.200 responden, dan studi kualitatif dilakukan dengan metoda wawancara ke berbagai sumber yang relevan. (hal. 4).
Penelitian yang kemudian menjadi naskah buku ini sejak awal sudah mempunyai tujuan untuk mengetahui relasi dan transformasi kelompok radikal dengan kelompok teroris, dan dalam rangka menyusun langkah-langkah deradikalisasi untuk mengikis radikalisme, memberantas potensi terorisme guna mengokohkan implementasi empat pilar hidup berbangsa dan bernegara untuk mencapai tujuan dan cita-cita nasional Indonesia. Jadi sejak awal sebelum penulisan buku ini, sudah disadari bahwa formulasi Empat Pilar Hidup Berbangsa dan Bernegara yang terdiri dari Pancasila, UUD Negara RI 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Bhineka Tunggal Ika sebagai tolok ukur penyelenggaraan negara, tetap saja belum mampu mengatasi berbagai aksi-aksi radikalisme.
Studi yang dilakukan pun sejak awal sudah mengembangkan asumsi dasar bahwa intoleransi adalah titik awal dari terorisme, dan terorisme adalah puncak dari intoleransi. (hal. 187) Bertolak dari asumsi dasar inilah studi dilakukan, sehingga memang  pemikiran-pemikiran mengenai praktik deradikalisasi dan arah deradikalisasi sangat mendominasi analisis dan pembuktian-pembuktian dari temuan yang merupakan hasil dari studi ini. Disebutkan bahwa deradikalisasi bukanlah hal baru bagi Indonesia. Dalam konteks gerakan Islam Radikal, deradikalisasi terhadap eks NII, Komando Jihad, Mujahidin Kayamanya, Laskar Jihad, dan Jamaah Tarbiyah merupakan contoh dan pembelajaran bagi kinerja deradikalisasi yang saat ini gencar dilakukan. (hal. 191).

Tontonan Global
Jika melihat kecenderungan yang terjadi, para pelaku teror berharap, aksi mereka akan menjadi “tontonan global” yang disaksikan jutaan orang di mana-mana. Karena, semakin banyak dan gencar media massa menyebarluaskannya, semakin dahsyat pula efek negatif yang ditimbulkannya. Jika hal itu tercapai, maka para pelakunya berharap dapat memperoleh “keuntungan politik” (politicus horrobilis) atau melakukan “pertukaran politik” (political exchange) demi mencapai tujuannya.
Walter laqueur, dalam tulisannya berjudul “reflections on terrorism”, yang dimuat di buku yang berjudul “the global agenda, issues and perspectives”, menyebutkan aksi terorisme biasanya melibatkan sejumlah orang, tapi hanya dalam kelompok kecil saja. Sebagai faham, ia meniscayakan kekerasan sebagai jalan untuk mencapai tujuan-tujuannya, baik yang bersifat politik, agamis, motif balas dendam, dan lain sebagainya. Karena itulah ia juga dapat digolongkan sebagai kekerasan kolektif, sedangkan sebagai kejahatan ia merupakan kejahatan luar biasa (extra ordinary crime). Berdasarkan itu, sebenarnya hal yang wajar jika secara yuridis ia harus diperhadapkan dengan produk hukum yang “luar biasa” pula. 
Dalam perspektif politik, akar terorisme, salah satunya, adalah ekstremisme. Orang-orang dengan isme ini merasa atau memikirkan dirinya lebih unggul dari orang-orang lain yang tidak sama atau sekelompok dengan mereka. Sebaliknya, mereka memandang orang-orang lain jauh lebih rendah atau dengan cara yang melecehkan. Sebagaimana temuan studi yang ditulis di buku ini, bahwa intoleransi adalah titik awal dari terorisme, maka kerja-kerja deradikalisasi tidak cukup hanya diarahkan terhadap mereka yang menjadi teroris tapi juga terhadap kelompok organisasi radikal, kelompok intoleran, termasuk masyarakat luas agar tidak mengikuti pandangan-pandangan radikal dan mengalami transformasi sebagai teroris. (hal. 193).
Hasil studi memberikan kesimpulan bahwa program deradikalisasi harus diarahkan secara fokus kepada tiga kelompok. Pertama adalah masyarakat umum, dengan tujuan untuk melindungi masyarakat agar tidak mengikuti pandangan-pandangan keagamaan yang ekslusif dan puritan dan agar tidak ikut terlibat dalam aksi-aksi radikal dan intoleran. Dalam bahasa BNPT, kegiatan semacam ini masuk dalam kategori kontra radikalisasi. Yang kedua adalah pada kelompok radikal, yang dimaksudkan untuk menjinakkan sejumlah ideologi radikal yang diyakini oleh mereka dengan menggunakan counter narative. Salah satu dari ideologi radikal yang harus dijinakkan adalah ajaran mati syahid yang disalahpahami oleh para teroris. Dan yang ketiga adalah kelompok jihadis atau teroris. Deradikalisasi dalam konteks ini dimaksudkan untuk memutus para mantan teroris dari kelompoknya, hingga mereka tidak kembali melakukan aksi kekerasan.

Menyelamatkan Keluarga
Pada bagian akhir dari buku ini ditegaskan, bahwa kunci utama dari aktor deradikalisasi adalah pemerintah.  Dengan segenap agenda pembangunan yang dijalankannya, program-program pemerintahan yang mendorong pembangunan masyarakat yang toleran, moderat dan rukun harus diintensifkan sebagai bagian dari upaya menekan laju radikalisme dan terorisme. (hal. 201). Karena deradikalisasi tak hanya dimaksudkan untuk menyelamatkan masyarakat luas dari aksi-aksi radikalisme dan terorisme, melainkan juga dimaksudkan untuk menyelamatkan keluarga pelaku aksi kekerasan bahkan juga diri pelaku.

Buku ini mempunyai kekuatan karena merupakan hasil riset di wilayah penelitian yang memang sarat dengan kasus-kasus terorisme. Deradikalisai adalah jawabannya. Namun buku ini juga menunjukkan banyak faktor yang menjadikan deradikalisasi dalam praktiknya akan mengalami banyak hambatan karena yang dihadapi adalah “menjinakkan” pemikiran. Terlepas dari ini semua, kehadiran buku ini akan membuka banyak pemikiran bahwa deradikalisasi harus dijalankan tentu dengan berbagai hambatan yang harus diupayakan bisa diatasi, karena tujuan utamanya adalah menjaga tegaknya kehidupan berbangsa dan bernegara. (A. Wahyurudhanto, dosen pada Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian - PTIK)

Sumber : 
http://wahyurudhanto.blogspot.com/2012/06/timbangan-buku-terorisme.html

http://jams87.wordpress.com/2011/05/10/pengertian-resensitimbangan-bukutimbangan-pustakaperbedaannya-dan-contoh-resensi/

Kutipan

Tugas 6 : Bahasa Indonesia 2

Pengertian:

Kutipan adalah pengulangan satu ekspresi sebagai bagian dari yang lain, terutama ketika ekspresi dikutip terkenal atau eksplisit dihubungkan dengan kutipan ke sumber aslinya, dan ditandai oleh (diselingi dengan) tanda kutip.
kutipan A juga dapat merujuk kepada penggunaan berulang unit bentuk lain ekspresi, terutama bagian dari karya seni: unsur-unsur sebuah lukisan, adegan dari film atau bagian dari suatu komposisi musik.
Sisa dari artikel ini hanya alamat tertulis atau kutipan lisan.

Kutipan, sebuah kata yang mungkin semua orang belum mengetahui maksudnya apa. Disini saya akan mengulas sedikit mengenai kutipan. Kutipan adalah gagasan, ide, pendapat yang diambil dari berbagai sumber. Proses pengambilan gagasan itu disebut mengutip. Gagasan itu bisa diambil dari kamus, ensiklopedi, artikel, laporan, buku, majalah, internet, dan lain sebagainya.

Tujuan:

Dalam tulisan ilmiah, baik berupa artikel, karya tulis, skripsi, tesis, dan disertasi selalu terdapat kutipan. Kutipan adalah pengokohan argumentasi dalam sebuah karangan. Seorang penulis tidak perlu membuang waktu untuk menyelidiki suatu hal yang sudah dibuktikan kebenarannya oleh penulis lain, penulis cukup mengutip karya orang lain tersebut. Dengan demikian kutipan memiliki fungsi sebagai:
a. landasan teori
b. penguat pendapat penulis
c. penjelasan suatu uraian
d. bahan bukti untuk menunjang pendapat itu
Berdasarkan fungsi di atas seorang penulis harus memperhatikan hal-hal berikut:
1) penulis mempertimbangkan bahwa kutipan itu perlu
2) penulis bertanggung jawab penuh terhadap ketepatan dan ketelitian kutipan
3) kutipan dapat terkait dengan penemuan teori
4) jangan terlalu banyak mempergunakan kutipan langsung
5) penulis mempertimbangkan jenis kutipan, kutipan langsung atau kutipan tak langsung
6) perhatikan teknik penulisan kutipan dan kaitannya dengan sumber rujukan

Fungsi Kutipan:

Kutipan memiliki fungsi tersendiri. Fungsi dari kutipan adalah sebagai berikut :
1) Menunjukkan kualitas ilmih yang lebih tinggi.
2) Menunjukkan kecermatan yang lebih akurat.
3) Memudahkan penilaian penggunaan sumber dana.
4) Memudahkan pembedaan data pustaka dan ketergantungan tambahan.
5) Mencegah pengulangan penulisan data pustaka.
6) Meningkatkan estetika penulisan.
7) Memudahkan peninjauan kembali penggunaan referensi, dan memudahkan penyuntingan naskah yang  terkait dengan data pustaka.

Cara Menulis Kutipan Dengan Benar:

Penulisan dan pencantuman kutipan dengan pola Harvard ditandai dengan menuliskan nama belakang pengarang, tahun terbit, dan halaman buku yang dikutip di awal atau di akhir kutipan. Data lengkap sumber yang dikutip itu dicantumkan pada daftar pustaka. Ada dua cara dalam mengutip, yakni langsung dan tidak langsung. Kutipan langsung adalah mengutip sesuai dengan sumber aslinya, artinya kalimat-kalimat tidak ada yang diubah. Disebut kutipan tidak langsung jika mengutip dengan cara meringkas kalimat dari sumber aslinya, namun tidak menghilangkan gagasan asli dari sumber tersebut.
Demi mempermudah dalam menulis karya tulis ilmiah disini akan menjelaskan cara penggunaan kutipan.

Jenis Kutipan:

a. Kutipan langsung:

Kutipan Langsung ialah kutipan yang sama persis dengan teks aslinya,tidak boleh ada perubahan.Kalau ada hal yang dinilai salah/meragukan,kita beri tanda ( sic! ),yang artinya kita sekedar mengutip sesuai dengan aslinya dan tidak bertanggung jawab atas kesalahan itu.Demikian juga kalau kita menyesuaikan ejaan,memberi huruf kapital,garis bawah,atau huruf miring,kita perlu menjelaskan hal tersebut, missal [ huruf miring dari pengutip ],[ ejaan disesuaikan dengan EYD ],dll. Bila dalam kutipan terdapat huruf atau kata yang salah lalu dibetulkan oleh pengutip,harus digunakan huruf siku [ ….. ].

contoh :

·         Siswoyo(1980:30) menegaskan, "segala keputusan ilmiah hanya merupakan kemungkinan besar (probability) dan tidak mengakui adanya kebenaran mutlak (absolute truth)".

·         “Pustaka Java berisi ribuan (lebih dari 5000) kelas beraneka ragam keampuhan. Kekayaan ini merupakan kandungan tersembunyi bahwa penggunaannya dapat menghemat ratusan jam kerja. Keampuhan ini hanya dapat dimanfaatkan bila kita rajin mencoba. Sebelum membuat solusi sendiri, coba eksplorasi pustaka bahasa, mungkin telah diselesaikan” (Bambang Hariyanto, Esensi-esensi Bahasa Pemrograman Java, 2007, Hal. 37-38).

·         “Java memisahkan komponen untuk menampilkan keluaran dengan komponen untuk melakukan format keluaran. Keuntungan pemisahan antara lain format keluaran benar-benar sangat kaya melebihi yang dapat diperoleh di C++” (Bambang Hariyanto, Esensi-esensi Bahasa Pemrograman Java, 2007, Hal. 78).
·         Argumentasi adalah suatu bentuk retorika yang berusaha untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain, agar mereka itu percaya dan akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang di inginkan oleh penulis atau pembicara (keraf,1983:3).

·         Dengan rumus ini kita dapat menaksir tingkat keterbacaan dan keterpahaman sebuah tulisan (perpera,1928: 168).

b. Kutipan tidak lansung ( Kutipan Isi )

Dalam kutipan tidak langsung kita hanya mengambil intisari pendapat yang kita kutip.Kutipan tidak langsung ditulis menyatu dengan teks yang kita buat dan tidak usah diapit tanda petik.Penyebutan sumber dapat dengan sistem catatan kaki,dapat juga dengan sistem catatan langsung ( catatan perut ) seperti telah dicontohkan.
d. Kutipan pada catatan kaki
e. Kutipan atas ucapan lisan
f. Kutipan dalam kutipan
g. Kutipan langsung pada materi

Polymorphism, yang berarti mempunyai banyak bentuk, merupakan konsep pokok di dalam perancangan berorientasi objek. Dua objek atau lebih dikatakan polymorphic jika mempunyai antarmuka-antarmuka yang identik namun mempunyai perilaku-perilaku berbeda. (Bambang Hariyanto, Esensi-esensi Bahasa Pemrograman Java, 2007, Hal. 357).

·         ‘Bahasa Java tidak lagi hanya untuk pemanis di web sebagai applet yang membikin Duke berdansa. Java adalah kakas, tetap hanya perangkat, bagaimanapun tetap hanya orang hebat yang dapat memberi arti penting kakas seperti dikatakan James Gosling, tokoh terpenting di Java : “All along, the language was a tool, not the end”’. (Bambang Hariyanto, Esensi-esensi Bahasa Pemrograman Java, 2007, Hal. 7-8).

·         Seperti dikatakan oleh Gorys Keraf (1983:8) bahwa argumentasi pada dasarnya tulisan yang bertujuan mempengaruhi keyakinan pembaca agar y akin akan mendapat penulis bahkan mau melakukan apa yang dikatakan penulis.

·         Alqur’an memerintahkan umat islam agar menggunakan akalnya dalam mengamati hakikat alam semesta. Perintah semacam itu di antaranya termaktub dalam surrah arrum [30] ayat 22.
.
·         Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memastikan tidak ada intervensi dalam pengusutan kasus Bank Century yang diduga terindikasi pelanggaran tindak pidana korupsi (Republika, Ahad 7 Maret 2010 halaman 1 ).


sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Kutipan
http://lytasapi.wordpress.com/2010/06/05/pengertian-fungsi-dan-jenis-kutipan/
http://dhonykurniadi0204.blogspot.com/2013/04/kutipan-langsung-dan-tidak-langsung.html

http://rickywahyudi16.blogspot.com/2013/07/contoh-kutipan-langsung-dan-tidak.html

Tugas CV

Tugas 5 : Bahasa Indonesia 2

CURICULLUM VITAE

Data Pribadi
Nama                                     : Muhamad Ganif Haruman
Tempat, Tanggal Lahir            : Jakarta, 20 Januari 1994
Alamat                                    : Jl. Raya Condet Gg. Anggrek No.16 RT.05/06 Kel. Cililitan – Kec. Kramat Jati 13640 Jak-Tim
Agama                                    : Islam
Status                                     : Belum Menikah
No Telepon & Email               : 0838-98664-066 & m.ganif.h@gmail.com
Hobi                                       : Olahraga, Game online – offline, Internet, Traveling.

Riwayat Pendidikan
-          Formal
1999 TK Raudhatul Athfal Fitriah
2005 SD MI Al – Ikhsan Jakarta
2008 Mts N 6 Jakarta
2011 SMA Muhammadiyah 4 Jakarta

-          Non Formal
2004 SSB Wijaya Kesuma
2009 LBPP LIA Elementary Levels
2010 LBPP LIA Intermediate Levels
2011 LBPP LIA High Intermediate Levels

Pengalaman Kerja

Importir pakaian olahraga dan owner shop online pakaian olahraga