Tugas 3: Bahasa Indonesia 2
PENGERTIAN PENALARAN
INDUKTIF
Penalaran merupakan
pemiikiran, logika, pemahaman. Penalaran adalah proses berpikir yang dapat
menghasilkan pengertian atau kesimpulan. Penalaran berlawanan dengan panca
indera karena, nalar didapat dengan cara berpikir sehingga dapat mengetahui
suatu kebenaran.
Induktif merupakan hal
yang dari khusus ke umum. Sehingga dapat dikatakan berpikir induktif adalah
pola berpikir melalui hal-hal yang dari khusus lalu dihubungkan ke hal-hal yang
umum.
Penalaran Induktif
adalah Proses yang berpangkal dari peristiwa yang khusus yang dihasilkan
berdasarkan hasil pengamatan empirik dan mengjasilkan suatu kesimpulan atau
pengetahuan yang bersifat umum.
Contoh penalaran
induktif : kucing berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan. kelinci
berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan. Panda berdaun telinga
berkembang biak dengan melahirkan.
Kesimpulan : semua
hewan yang berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan.
Pada Penalaran Induktif
terdapat beberapa bentuk.
Bentuk-bentuk Penalaran
Induktif:
a.)Generalisasi
Generalisasi adalah
proses penalaran yang bertolak dari fenomena individual menuju kesimpulan umum.
Contoh:
Andika Pratama adalah
bintang film, dan ia berwajah tamapan.
Raffi Ahmad adalah
bintang film, dan ia berwajah tampan.
Generalisasi: Semua
bintang film berwajah tampan. Pernyataan “semua bintang film berwajah tampan”
hanya memiliki kebenaran probabilitas karena belum pernah diselidiki
kebenarannya.
Contoh kesalahannya:
Sapri juga bintang iklan, tetapi tidak berwajah tampan.
Macam-macam
generalisasi :
1. Generalisasi sempurna: Generalisasi dimana
seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan diselidiki.
Contoh: sensus penduduk
2. Generalisasi tidak sempurna: Generalisasi
dimana kesimpulan diambil dari sebagian fenomenayang diselidiki diterapkan juga
untuk semua fenomena yang belum diselidiki.
Contoh: Hampir seluruh
pria dewasa di Indonesia senang memakai celana pantaloon.
Prosedur pengujian
generalisasi tidak sempurna. Generalisasi yang tidak sempurna juga dapat
menghasilkan kebenaran apabila melalui prosedur pengujian yang benar.
b.) Analogi
Analogi dalam ilmu
bahasa adalah persamaan antar bentuk yang menjadi dasar terjadinya
bentuk-bentuk yang lain. Analogi merupakan salah satu proses morfologi dimana
dalam analogi, pembentukan kata baru dari kata yang telah ada.
Analogi dilakukan
karena antara sesuatu yang diabandingkan dengan pembandingnya memiliki kesamaan
fungsi atau peran. Melalui analogi, seseorang dapat menerangkan sesuatu yang
abstrak atau rumit secara konkrit dan lebih mudah dicerna. Analogi yang
dimaksud adalah anlogi induktif atau analogi logis.
Contoh analogi :
Untuk menjadi seorang
pemain bola yang professional atau berprestasi dibutuhkan latihan yang rajin
dan ulet. Begitu juga dengan seorang doktor untuk dapat menjadi doktor yang
professional dibutuhkan pembelajaran atau penelitian yang rajin yang rajin dan
ulet. Oleh karena itu untuk menjadi seorang pemain bola maupun seorang doktor
diperlukan latihan atau pembelajaran.
Jenis-jenis Analogi:
1. Analogi induktif :
Analogi induktif, yaitu
analogi yang disusun berdasarkan persamaan yang ada pada dua fenomena, kemudian
ditarik kesimpulan bahwa apa yang ada pada fenomena pertama terjadi juga pada
fenomena kedua. Analogi induktif merupakan suatu metode yang sangat bermanfaat
untuk membuat suatu kesimpulan yang dapat diterima berdasarkan pada persamaan
yang terbukti terdapat pada dua barang khusus yang diperbandingkan.
Contoh analogi induktif
:
Tim Uber Indonesia
mampu masuk babak final karena berlatih setiap hari. Maka tim Thomas Indonesia
akan masuk babak final jika berlatih setiap hari.
2. Analogi deklaratif :
Analogi deklaratif
merupakan metode untuk menjelaskan atau menegaskan sesuatu yang belum dikenal
atau masih samar, dengan sesuatu yang sudah dikenal. Cara ini sangat bermanfaat
karena ide-ide baru menjadi dikenal atau dapat diterima apabila dihubungkan
dengan hal-hal yang sudah kita ketahui atau kita percayai.
contoh analogi
deklaratif :
deklaratif untuk
penyelenggaraan negara yang baik diperlukan sinergitas antara kepala negara
dengan warga negaranya. Sebagaimana manusia, untuk mewujudkan perbuatan yang
benar diperlukan sinergitas antara akal dan hati.
c) Hubungan kausal
penalaran yang
diperoleh dari gejala-gejala yang saling berhubungan. Hubungan kausal
(kausalitas) merupakan perinsip sebab-akibat yang sudah pasti antara segala
kejadian, serta bahwa setiap kejadian memperoleh kepastian dan keharusan serta
kekhususan-kekhususan eksistensinya dari sesuatu atau berbagai hal lainnya yang
mendahuluinya, merupakan hal-hal yang diterima tanpa ragu dan tidak memerlukan
sanggahan. Keharusan dan keaslian sistem kausal merupakan bagian dari ilmu-ilmu
manusia yang telah dikenal bersama dan tidak diliputi keraguan apapun.
Macam hubungan kausal :
1. Sebab- akibat.
Contoh: Penebangan liar
dihutan mengakibatkan tanah longsor.
2. Akibat – Sebab.
Contoh: Andri juara
kelas disebabkan dia rajin belajar dengan baik.
3. Akibat – Akibat.
Contoh:Toni melihat
kecelakaan dijalanraya, sehingga Toni beranggapan adanya korban kecelakaan.
Sumber : http://storiangga.blogspot.com/2012/12/pengertian-penalaran-induktif.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar