Selasa, 28 Oktober 2014

Filsafat Islam (Tulisan 2)


FILSAFAT ISLAM

Manusia adalah makhluk Allah yang diberi kelebihan tinggi dari makhluk lain dengan akalnya sehingga ia memiliki tingkat berfikir yang paling tinggi. Telah dijelaskan dalam Al-Qur’an bahwa manusia harus bisa mengembangkan potensi yang dimiliki untuk mempelajari lebih dalam tentang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Menurut etimologi, kata falsafah atau filsafat dalam bahasa Indonesia merupakan kata serapan dari bahasa Arab فلسفة, yang juga diambil dari bahasa Yunani; Φιλοσοφία philosophia. Dalam bahasa ini, kata ini merupakan kata majemuk dan berasal dari kata-kata (philia = persahabatan, cinta dsb.) dan (sophia = "kebijaksanaan"). Sehingga arti harafiahnya adalah seorang “pencinta kebijaksanaan”. Kata filosofi yang dipungut dari bahasa Belanda juga dikenal di Indonesia. Bentuk terakhir ini lebih mirip dengan aslinya. Dalam bahasa Indonesia seseorang yang mendalami bidang falsafah disebut "filsuf".
Filsafat Islam muncul sebagai imbas dari gerakan penerjemahan besar-besaran dari buku-buku peradaban Yunani dan peradaban lainnya pada masa kejayaan Daulah Abbasiah. Banyak sekali masalah atau kasus-kasus yang berhubungan dengan meragukan tentang kekuasaan Allah. Sebagian orang yang berpikiran maju mau menerima pemikiran filsafat islam. Sedangkan bagi orang yang berpikiran tradisional yakni yang berpikiran teguh pada ajaran Al-Quran dan hadits cenderung kurang mau menerima bahkan menolaknya. Karna mereka berpikiran kalau ilmu pengetahuan masih bisa diragukan dan kebenarannya belum dapat dibuktikan secara benar. Itulah sebabnya orang yang masih berpegang teguh pada ajaran Al-Quran dan Hadits kurang begitu percaya atau bahkan menolak tentang ajaran filsafat Islam tersebut.
Menurut saya, filsafat islam yang hanya berdasar pada ilmu pengetahuan dan teknologi tanpa berdasar pada Al-Quran dan Hadits tidak dapat dikatakan 100% benar. Karna segala sesuatu yang terjadi di dunia ini tidak luput dari kuasa dan takdir Allah SWT. Oleh sebab itu, filsafat islam berdasarkan dari Al-Quran dan Hadits itu lebih benar dan lebih dapat dipercaya kebenarannya karna sudah tertera di dalam Al-Quran sejak zaman nabi dahulu dan kehidupan kita juga sebenarnya sudah diatur didalam Al-Quran dan hadits.
Menurut saya, di zaman yang sudah modern seperti sekarang ini kita tidak bisa hanya saja percaya pada Al-Quran dan Hadits. Sudah banyak bukti-bukti yang dihasilkan melalui Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Karena pada zaman sekarang ini dengan makin berkembangnya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang sangat cepat, bisa melakukan pembuktian suatu penelitian yang akurat.
Tetapi kita tidak bisa hanya mempercayai pada Al-Quran dan Hadits atau pada Ilmu Pengetahuan dan Teknologi saja. Menurut saya kedua ilmu tersebut jika di kombinasikan bisa menghasilkan sesuatu yang baik dan seimbang antara kehidupan duniawi dan tidak lupa juga terhadap nilai-nilai agama. Contohnya filsafat islam bagi ilmu pegetahuan adalah sosok kimiawan muslim yaitu Al-Majriti, ilmuwan muslim asal Madrid, Spanyol ini berhasil menulis buku kimia bertajuk Rutbat Al-Hakim. Dalam kitab itu beliau memaparkan rumus dan tata cara pemurnian logam mulia. Maka dari itu, solusi dari saya adalah kita dapat menggunakan ilmu agama dan ilmu pengetahuan untuk belajar tanpa harus melupakan kaidah kaidah agama yang sudah diajarkan oleh orang tua kita sejak kecil.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar