Tugas 2 Bahasa Indonesia
Kata
& Pilihan Kata serta Kalimat Efektif
A. KATA DAN PILIHAN KATA
I. Pengertian Kata
Pengertian
kata atau definisi kata secara sederhana adalah sekumpulan huruf yang mempunyai
arti. Namun kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) memiliki “cara tersendiri”
dalam mendefisikan “kata”. Pertama, pengertian kata adalah unsur bahasa yang
diucapkan atau dituliskan yang merupakan perwujudan kesatuan perasaan dan
pikiran yang dapat di gunakan dalam berbahasa. Pengertian kata juga sebanding
dengan pengertian ujar atau bicara.
Jika
ditinjau dari segi bahasa, pengertian kata adalah morfem atau kombinasi morfem
yang oleh bahasawan dianggap sebagai satuan terkecil yang dapat diujarkan
sebagai bentuk yang bebas. Atau dengan definisi lain, sebuah satuan bahasa yang
dapat berdiri sendiri, terjadi dari morfem tunggal (misalnya gelas, handuk,
gembira) atau gabungan morfem (misalnya pendatang, pembuat, mahakuasa.
Arti morfem
sendiri adalah satuan bentuk bahasa terkecil yang mempunyai makna secara stabil
dan tidak dapat dibagi atas bagian bermakna yang lebih kecil.
Seseorang
yang menguasai banyak kosa kata dapat menyampaikan gagasannya dengan baik.
Namun, akan lebih baik jika dalam mengungkapkan gagasannya, ia dapat
memilih atau menempatkan kata secara
tepat dan sesuai. Pilihan kata (diksi) pada dasarnya adalah hasil dari upaya
memilih kata tertentu untuk dipakai dalam kalimat, alinea, atau wacana.
Pemilihan kata akan dapat dilakukan bila tersedia sejumlah kata yang artinya
hampir sama atau bermiripan. Ketepatan pilihan kata mempersoalkan kesanggupan
sebuah kata yang dapat menimbulkan gagasan-gagasan yang tepat pada imajinasi
pembaca atau pendengar. Untuk itu, agar gagasan-gagasan tersebut dapat dengan
tepat ada pada majinasi pembaca atau pendengar, ketersediaan kata yang dimiliki
oleh seorang penulis mutlak diperlukan yaitu berupa perbendaharaan kata yang memadai,
seakan-akan ia memiliki daftar kata. Persoalan ketepatan pilihan kata dari
daftar kata itu akan menyangkut pula masalah makna kata dan kosa kata
seseorang, sehingga dari daftar kata itu dipilih satu kata yang paling tepat
untuk mengungkapkan suatu pengertian. Tanpa menguasai sediaan kata yang cukup
banyak, tidak mungkin seseorang dapat melakukan pemilihan atau seleksi kata.
II. Imbuhan Dalam Bahasa Asing &
Upaya Pengindonesiaan
Dalam
pertumbuhan bahasa Indonesia, banyak imbuhan baru atau serapan dari bahasa
daerah, terutama dari bahasa-bahasa asing. Imbuhan-imbuhan tersebut sangat
produktif, lebih banyak tampil dalam surat kabar-surat kabar atau karya ilmiah.
Kopetensi
yang harus dimiliki siswa
1. Siswa
dapat menentukan jenis Imbuhan Asing.
Contoh
perintah soal : Kalimat berikut yang menggunakan ibuhan asing adalah ?
2. Siswa
dapat menentukan arti imbuhan asing.
Contoh
perintah soal :
a. Nosi
(arti ) imbuhan asing pada kalimat berikut adalah….
b. Imbuhan
asing yang berarti ………….(misal intesitas) terdapat dalam kalimat.
3. Siswa
dapat menggunakan ibuhan asing dengan tepat.
Contoh
perintah soal :
a.
Penggunaan imbuhan asing “isme yang tepat adalah….
b.
Penggunaan imbuhan asing yg tepat terdapat dalam kalimat.
Macam-macam
Imbuhan Asing dan maknanya
a. Imbuhan asing
dari bahasa Daerah
(1) Awalan
tak = tidak
Contoh: tak
sadar,tak aktif,tak sosial,dsb.
(2) Awalan
serba = seluruhnya/semuanya
Contoh:
serba merah, serba susah,dsb.
(3) Awalan tuna
= kehilangan sesuatu,ketiadaan, cacad.
Contoh: tuna
karya, tuna wisma, tuna susila, dsb.
b. Imbuhan
asing dari bahasa Sanskerta
1. Bentuk
awalan sebagai berikut:
Awalan maha
= sangat/besar, pra = sebelum (= pre), swa = sendiri, dan
dwi = dua,
dsb
Contoh:
(a). Para
mahasiswa sedang melakukan penelitian di Gunung Merapi.
(b). Zaman
prasejarah manusia belum mengenal tulisan.
2. Bentuk
akhiran dari bahasa Asing (wan, -man, -wati,i, iah ,isasi, isme, isasi)
Nosi atau
arti :
- Menyatakan
orang yang ahli
Misalnya :
ilmuwan, rohaniwan, dan budayawan, sastrawan, dsb.
- Menyatakan
orang yang mata pencahariannya dalam bidang tertentu
Misalnya :
karyawan, wartawan, dan industriwan
- Orang yang
memiliki sifat khusus
Misalnya :
hartawan dan dermawan
- Menyatakan
jenis kelamin
- Menyatakan
sifat contoh alami, badani, insani, hewani, artinya
menyatakan ‘
- Menyatakan
bersifat bersifat, duniawi, manusiawi, dan surgawi,
Dalam
mempelajari Imbuhan ini sebagian siswa belajar dengan cara menghafal arti
maupun fungsinya . Perhatikan cara mencari fungsi imbuhan dan arti imbuhan
berikut.
Cara Mencari
Arti Imbuhan
Pemerintah
sedang menggalakkan program komputerisasi di perkantoran.
Kata computer
mendapat imbuhan isasi
Apa nosi
/arti isasi pada kata komputerisasi ?
Jawab :
Menyatakan
proses.
Pemerintah
sedang menggalakkan program computer…… di perkantoran.
Sebenarnya
arti atau nosi imbuhan tak ubahnya kita mencari sinonim dari imbuhan tersebut.
Coba kamu cari kata yg tepat untuk mengisi titik-titik itu. (itulah arti
imbuhannya) Bahkan jika soal adalah pilihan ganda anda tinggal memasukkan satu
persatu dari jawaban ke titik-titik itu. NIscaya anda akan menemukan
sinonimnya.
Pengecualian
Imbuhan.
Sejarah +
wan = sejarawan — bukan sejahwan
Rohani + iah
= rohaniah —- bukan rohaniiah
Sejarah di
akhiri konsonan “h” dan mendapat imbuhan yang diawali Konsonan “w”
Rohani di
akhiri vocal “i”dan mendapat imbuhan yang diawali vocal “i”
Jadi jika
huruf akhir bertemu dengan akhiran yang sejenis akan luluh salah satunya.
III. Hubungan makna kata
Hubungan
Makna
1.Sinonim
adalah kata-kata yang memiliki kesamaan atau kemiripan makna.
Contoh:Siuman=sadar,datang=tiba=sampai
2.Antonim
adalah kata-kata yang memiliki makna berlawanan.
Contoh:besar-kecil,atas-bawah,siang-malam
Antonim
dibedakan menjadi:
a.Antonim
kembar :Putra-putri,dewa-dewi,pemuda-pemudi.
b.Antonim
gradual :Panjang-pendek,tinggi-rendah,tua-muda.
c.Antonim
relasional :Suami-istri,guru-murid,penjual-pembeli.
d.Antonim
majemuk :Emas-perak,gelang-kalung,pintu-jendela,dan sebagainya
e.Antonim
hierarkis :Jendral-kopral,kilometer-meter,dan sebagainya.
3.Polisemi
adalah suatu kata yang memiliki makna ganda.Namun demikian,diantara makna
tersebut masih terdapat hubungan makna:
Contoh :Anak
saya sakit(keturunan)
Ia anak
buahku(bawaan)
Hati-hati,anak
tangga itu rapuh(bagian tangga yang di injak)
4.Hiponim
adalah suatu kata yang maknanya telah mencakup oleh kata yang lain.Hubungan
makna kata satu
dengan yang
lain akan menghasilkan kata(superordinat dan subordinat)
Pakaian
Superordinat(hipernim)
Baju Celana
Kaos Subordinat(hiponim)
K o h i p o
n i m
5.Hipernim
adalah suatu kata yang maknanya mencakup kata lain.
Contoh:
Bunga
Melati Menur
Mawar
6.Homonim
adalah kata-kata yang memiliki kesamaan ejaan dan bunyi namun berbada artinya.
Contoh
:Bulan ini adikku menikah,malam ini bulan tidak bersinar
7.Homofon
adalah kata-kata yang memiliki bunyi yang sama tetapi ejaan dan artinya berbeda
Contoh :saya
tidak sangsi lagi.
Yang
melanggar akan mendapatkan sanksi.
Dilarang
masuk dalam ladang perburuan.
Kita harus
mentaati Undang-undang Perburuan.
8.Homograf
adalah kata-kata yang memiliki tulisan sama tetapi bunyi dan artinya berbeda.
Contoh :Ia
tidak tahu tentang masalah itu.
Nenekku suka
makan tahu.
Catatan:Homonim
sering dikacaukan dengan polisemi.Keduanya mempunyai perbedaan seperti sebagai
berikut:
No Homonim
No Polisemi
1. Berupa
dua kata atau lebuh 1. Berasal dari satu kata
2. Tidak ada
hubungan arti 2. Ada hubungan arti
3.
Dipergunakan secara denotatif 3. Dipergunakan secara konotatif kecuali kata
induk
4. Contoh:
Bisa ular bisa mengakibatkan kematian 4. Contoh: Kepala kantor iu sedang sakit
kepala
B. Kalimat efektif
I. Pengertian Kalimat Efektif
Kalimat
efektif adalah kalimat yang secara tepat dapat mewakili gagasan atau perasaan
pembicara atau penulis dan sanggup menimbulkan gagasan yang sama tepatnya di
dalam pikiran pendengar atau pembaca seperti yang dipikirkan oleh pembicara atau
penulis.
II. Hal-Hal yang Berhubungan Dengan Kalimat
Efektif
Hal yang
berhubungan dengan kalimat efektif adalah Alinea. Alinea adalah satu kesatuan
pikiran, satu kesatuan yang lebih tinggi dari sebuah kalimat .
Alinea
merupakan himpunan yang saling berkaitan untuk membuat sebuah gagasan dari sang
penulis. Dari pembentukan sebuah alinea harus mempunyai tujuan dimana sang
penulis harus menceritakan idenya kedalam suatu cerita dan menegaskan perhatian
secara wajar diakhir kalimat.
Syarat-syarat
pembentukan Alinea :
1. Kesatuan:
Semua kalimat yang mendukung alinea secara bersama-sama mendukung sebuah ide.
2.
Koherensi: Saling berhubungan sebuah kalimat dengan kalimat lainnya yang
membentuk sebuah alinea.
3.
Pengembangan: Sebuah alinea memiliki pengembangan gagasan/ide dengan
menggunakan kalimat pendukung.
4. Efektif:
Dengan penggunaan kalimat yang efektif, maka ide akan disampaikan secara tepat.
Pola
Pengembangan Alinea :
a. Alinea
deduktif : Kalimat utamanya terdapat pada bagian awal kalimat.
b. Alinea
induktif : Kalimat utamanya terdapat pada bagian akhir kalimat.
c. Alinea
campuran : Kalimat utamanya terletak di awal dan ditegaskan kembali pada bagian
akhir.
d. Alinea
diskriptif : Kalimat utama yang tersirat pada seluruh kalimat di paragraph tersebut.
Disetiap
alinea pasti ada kalimat yang saling berhubungan dengan kalimat lainnya. Maka
pada saat melakukan penulisan, kita harus memiliki dua buah kalimat penting
yaitu kalimat utama dan kalimat penjelas.
-Kalimat
Utama
Biasanya
kalimat utama diletakkan pada awal kalimat, tetapi kalimat utama bisa
diletakkan ditengah maupun diakhir kalimat. Kalimat utama adalah kalimat inti
dari sebuah gagasan yang berisi sebuah pernyataan dan akan dijelaskan oleh
kalimat penjelas.
-Kalimat
Penjelas
Kalimat Penjelas
adalah kalimat yang memberikan penjelasan ide dari kalimat utama suatu
paragraph.
· Jenis-jenis alinea berdasarkan letak
ide pokok
Ide Pokok
memiliki berbagai ciri-ciri. Ciri-ciri Ide Pokok antara lain sebagai berikut:
a.Berupa
pikiran utama atau gagasan utama.
b.Mengandung
pokok persoalan atau inti persoalan.
c.Letak ide
pokok di awal paragraf(deduktif),akhir paragraf(induktif),awal dan akhir
paragraf(deduktif-induktif),dan menyebar diseluruh kalmat(paragraf narasi dan
deskripsi).
d.Dinyatakan
secara eksplisit dalam kalimat utama atau kalimat topik.
e.Ide pokok
dituangkan dalam satu kalimat dan kalimat tersebut disebut juga kalimat utama.
f.Biasanya
kalimat utama dapat diidentifikasi dengan mudah.Kata kunci yang menunjukan
kalimat utama
antara lain sebagai berikut:
~ Sebagai
kesimpulan……, ~ Dengan demikian……,
~ Yang
penting………., ~ Intinya………,
~ Jadi……….,
~ Pokoknya………,
Berikut
adalah macam macam paragraf menurut letak kalimat utamanya
Macam macam
paragraf menurut letak atau keberadaan kalimat utamnya antara lain sebagai
berikut:
A.Paragraf
Deduktif adalah paragraf yang gagasan utamanya terletak di awal
paragraf.Gagasan utamaatau pokok persoalan paragraf itu dinyatakan dalam
kalimat pertama.Kemudian disusul dengan kalimat-kalimat penjelas.
Contoh:
Satu satunya
bidang pembangunan yang tidak mengalami imbas krisis ekonomi sektor sektor di
bidang pertanian. Misalnya,perikanan masih meningkat cukup mengesankan,yaitu
6,65 persen;demikian pula perkebunan ,yang meningkat 6,46 persen.Secara
Umum,konstribusi dar sektor sektor pertanian terhadap produk domestik
bruto(PDB)meningkat 18,07 persen menjadi 18,04 persen.Padahal selama 30 tahun
terakhir,pangsa sektor pertanian meroso dara tahun ke tahun.
B.Paragraf
Induktif adalah paragraf yang gagasan utamanya terletak di akhir paragraf.Mula
mula dikemukakan fakta fakta ataupun uraian uraian.Kemudian dari fakta fakta
itu penulis menggeneralisasikannya ke dalam sebuah kalimat.
Contoh:
Baik di
Indonesia maupun di negaranya sendiri,shin-chan tidak dianggap sebagai role
model yang baik buat anak anak.Protes pun bermunculan.Ruang surat pembaca di
koran koran dipenuhi dengan keberatan para orang tua terhadap komik yang laris
manis itu.Umunya surat itu datang dari kalangan ibu.Menurut mereka dalam
suratnya,kelakuan shin-chan diikuti oleh anak anak. Shin-chan,dimata para orang
tua di indonesia,adalah setan kecil penebar virus.
Paragraf
diatas dengan jelas mengungkapkan gagasan bahwa Shin-chan merupakan komik yang
menebarkan pengaruh yang berbahaya.Karena dalam paragraf tersebut dikatakan
bahwa shin-chan merupakan setan kecil penebar virus.
C. Paragraf
Campuran(Deduktif-Induktif) adalah paragraf yang gagasan utamanya terletak pada
kalimat pertama dan terakhir.Dalam paragraf ini terdapat dua kalimat
utama.Kalimat terakhir umunya mengulangi gagasan yang dinyatakan kalimat
pertama dengan sedikit tekanan atau variasi.
Contoh:
Saya
berkeyakinan kalau Indonesia menfokuskan diri pada sektor agrobisnis,tidak ada
negara lain yang mampu menandingi kita. Agar reformasi tersebut dapat
terjadi,yang over valued harus dihindari.Memang,krisis ekonomi yang sedang
berlangsung telah mengoreksi nilai tukar kita.Dalam hal ini,pemerintah tidak
perlu memaksa rupiah menguat,tetapi biarkan mekanisme pasar menemukan keseimbangannya.Yang
perlu dilakukan adalah menyesuaikan diri terhadap nilai tukar yang ada dengan
mendorong industri industri yang mampu survive pada nilai tukat yang ada dengan
agrobisnis.Bagi sektor Agrobisnis,semakin melemah rupiah asal stabil.akan
semakin baik.
III. Contoh Kalimat
1.
Kesepadanan
Suatu
kalimat efektif harus memenuhi unsur gramatikal yaitu subjek, predikat, objek
dan keterangan. Di dalam kalimat efektif harus memiliki keseimbangan dalam
pemakaian struktur bahasa.
Contoh:
Amara pergi
ke sekolah, kemudian Amara pergi ke rumah temannya untuk belajar. (tidak
efektif)
Amara pergi
ke sekolah, kemudian kerumah temannya untuk belajar. (efektif)
2.
Kecermatan dalam Pemilihan dan Penggunaan Kata
Dalam
membuat kalimat efektif jangan sampai menjadi kalimat yang ambigu (menimbulkan
tafsiran ganda)
Contoh:
Mahasiswi
perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah (tidak efektif)
Mahasiswi
yang kuliah di perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah. (efektif)
3.Kehematan
Kehematan
dalam kalimat efektif maksudnya adalah hemat dalam mempergunakan kata, frasa
atau bentuk lain yang di anggap tidak perlu, tetapi tidak menyalahi kaidah tata
bahasa.
Contoh:
Karena ia
tidak diajak, dia tidak ikut belajar bersama belajar di rumahku. (tidak
efektif)
Karena tidak
diajak, dia tidak ikut belajar bersama di rumahku. (efektif)
4. Kelogisan
Bahwa ide
kalimat itu dapat dengan mudah dipahami dan penulisannya sesuai dengan ejaan
yang berlaku.
Contoh:
Untuk
mempersingkat waktu, kami teruskan acara ini. (tidak efektif)
Untuk
menghemat waktu, kami teruskan acara ini. (efektif)
5.Kesatuan
atau Kepaduan
Maksudnya
adalah kepaduan pernyataan dalam kalimat itu, sehingga informasi yang
disampaikannya tidak terpecah-pecah.
Contoh:
Kita harus
dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-orang kota yang telah
terlanjur meninggalkan rasa kemanusiaan itu. (tidak efektif)
Kita harus
mengembalikan kepribadian orang-orang kota yang sudah meninggalkan rasa kemanusiaan.
(efektif)
6.
Keparalelan atau Kesejajaran
Adalah
kesamaan bentuk kata atau imbuhan yang digunakan dalam kalimat itu.
Contoh:
Kakak
menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan. (tidak efektif)
Kakak
menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan. (efektif)
Harga
sembako dibekukan atau kenaikan secara luwes. (tidak efektif)
Harga
sembako dibekukan atau dinaikkan secara luwes. (efektif)
SUMBER :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar